MAKALAH PROTOTYPE
Disusun Oleh :
Ari Rif’an
ME 3 D
(01)
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2013
I. PENDAHULUAN
Kebutuhan manusia yang berkembang pesat menyebabkan kebutuhan alat atau mesin yang digunakan untuk mempermudah manusia semakin dibutuhkan. Sebelum alat atau mesin tersebut dibuat maka perlu adanya kegiatan perancangan alat atau mesin tersebut. Setiap kegiatan merancang mesin perlu dibuat satu bentuk yang nyata untuk membuktikan hasil rancangan alat atau mesin yang akan dibuat dalam jumlah banyak atau massal. Satu alat atau mesin tersebut haruslah dapat mewakili semua komponen yang ada pada alat atau mesin tersebut sehingga dapat di analisa lebih lanjut dan dapat pula dikembangkan. Contoh satu alat atau mesin tersebut adalah Prototype.
II. PERUMUSAN MASALAH
Makalah Prototype ini mempunyai rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Prototype?
2. Apa saja macam- macam Prototype?
3. Apa saja tahapan dalam Prototyping?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dalam Prototype?
III. PEMBAHASAN
1. Pengertian
Prototype
Menurut Raymond McLeod, prototype didefinisikan sebagai alat yang memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara system berfungsi dalam bentuk lengkapnya, dan proses untuk menghasilkan sebuah prototype disebut prototyping. Prototyping bertujuan menciptakan prototipe secepat mungkin dan memperoleh umpan balik dari pengguna yang akan memungkinkan prototipe untuk ditingkatkan.
2. Kegunaan Prototype
Kegunaan atau fungsi dari prototype antara lain sebagai berikut:
• Pembelajaran: prototype digunakan untuk menjawab pertanyaan “Seberapa besar produk tersebut memenuhi kebutuhan pelanggan?”
• Komunikasi: prototype akan membuka jalur komunikasi ke level top managemen, vendors, partner, team tambahan, pelanggan dan sumber finansial. Penggunaan prototypes visual, 3D dan nyata akan lebih mudah dikomunikasikan dibandingkan hanya berupa penjelasan detail.
• Integration: digunakan untuk memastikan bahwa komponen dan subsistem dari produk dapat bekerja seperti yang diharapkan.
• Milestone: cara ini digunakan dalam upaya menjelaskan tujuan nyata, menampilkan kemajuan, dan pelayanan untuk menekan jadwal.
3. Macam – Macam Prototype
Ada 2 macam prototype antara lain sebagai berikut:
1) Prototipe Evolusioner, adalah prototipe yang secara terus menerus diperbaiki sampai semua kriteria sistem yang baru yang dibutuhkan pengguna terpenuhi. Baru prototipe tersebut memasuki proses produksi dan menjadi suatu sistem yang nyata.
2) Prototipe Requirement, dikembangkan sebagai suatu cara untuk menentukan kebutuhan fungsional dari sistem baru pada saat para pengguna tidak mampu mengungkapkan dengan tepat apa yang mereka butuhkan.
Adapun langkah – langkah yang dilakukan untuk membuat prototype di atas adalah:
a. Langkah – langkah Prototype Evolusioner
- Identifikasi kebutuhan pengguna
- Mengembangkan Prototipe
- Menentukan apakah prototipe bisa digunakan atau tidak
- Menggunakan prototipenya
b. Langkah – langkah Prototype Requirement
- Identifikasi kebutuhan pengguna
- Mengembangkan prototipe
- Menentukan apakah prototipe bisa digunakan atau tidak
- Memprogram sistem baru
- Menguji sistem baru
- Mempertimbangkan apakah suatu sistem dapat diterima atau tidak.
4. Tipe dari Prototype
1) Prototypes fisik : Prototype fisik adalah proses penggambaran benda nyata dari suatu produk. Contohnya adalah suatu model yang dapat dilihat dan dirasakan sama dengan produk sesunguhnya. Prototype fisik diperlukan untuk mengidentifikasikan kejadian yang tak diduga
2) Prototype Analitis : Prototype analitis merepresentasikan produk yang tidak nyata semisal model matematis. Dalam prototipe ini aspek tertentu dari suatu produk cenderung akan dianalisa dibandingkan untuk dibangun.
3) Prototypes Comprehensive : Prototype comprehensive merupakan prototype yang mengimplementasikan semua atribute produk yang mungkin.
4) Focused Prototypes : Focused prototype hanya mengimplemetasikan satu/ beberapa attribute produk saja.
5. Tahapan – Tahapan Pembuatan Prototype
Tahapan-tahapan dalam Prototyping dalam pembuatan software adalah sebagai berikut:
1) Pengumpulan kebutuhan.
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
2) Membangun prototyping.
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).
3) Evaluasi protoptyping.
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangi langkah 1, 2 , dan 3.
4) Menggunakan prototype.
Prototype yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.
Di sisi manajemen, terdapat beberapa masalah potensial yang terkait dengan prototyping, seperti:
• Waktu, membangun prototype membutuhkan waktu, sehingga seringkali prototype dipakai jika waktunya cepat. Hingga muncul istilah rapid prototyping.
• Rencana, sebagian manajer proyek tidak memiliki pengalaman untuk menyatukan proses prototyping dengan keseluruhan rencana perancangan.
• Fitur Non-Fungsional, seringkali fitur sistem yang paling penting merupakan fitur non-fungsional seperti safety dan reliability, tidak disertakan dalam prototyping.
• Kontrak, proses desain kadang dibatasi oleh kontrak antara desainer dengan customer yang mempengaruhi aspek teknik dan manajerial.
6. Kelebihan dan Kekurangan Prototype
a. Kelebihan Prototype
- Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan
- Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan
- Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan system
- Lebih menghemat waktu dalam pengembangan system
- Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya.
b. Kekurangan Prototype
- Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangka waktu lama.
- Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek. Sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman yang sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan cetak biru sistem.
- Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.
Prototype juga menimbulkan masalah antara lain:
1. Dalam membuat prototype banyak hal yang diabaikan seperti efisiensi, kualitas, kemudahan dipelihara/dikembangkan, dan kecocokan dengan lingkungan yang sebenarnya. Jika klien merasa cocok dengan prototype yang disajikan dan berkeras terhadap produk tersebut, maka developer harus kerja keras untuk mewujudkan produk tersebut menjadi lebih baik, sesuai kualitas yang seharusnya.
2. Developer biasanya melakukan kompromi dalam beberapa hal karena harus membuat prototype dalam waktu singkat. Mungkin sistem operasi yang tidak sesuai, bahasa pemrograman yang berbeda, atau algoritma yang lebih sederhana. Agar model ini bisa berjalan dengan baik, perlu disepakati bersama oleh klien dan developer bahwa prototype yang dibangun merupakan alat untuk mendefinisikan kebutuhan software.
Potensi kegagalan prototyping antara lain:
Terburu-buru dalam membuat prototype dapat menyebabkan pengembang mengambil jalan pintas (shortcut) dalam mendefinisikan masalah, membuat evaluasi alternatif dan dokumentasi.
Pengguna mungkin sangat terkesan terhadap prototipe, sehingga mempunyai harapan yang tidak realistis terhadap sistem produksi
Prototipe evolusioner mungkin tidak seefisien seperti sistem yang diprogram dengan suatu bahasa pemrograman
Interaksi antara komputer dan manusia yang difasilitasi oleh prototyping tools tertentu tidak bisa mencerminkan teknik mendesain yang baik
Prototyping bekerja dengan baik pada penerapan-penerapan yang berciri sebagai berikut:
1. Resiko tinggi Yaitu untuk maslaha-masalah yang tidak terstruktur dengan baik, ada perubahan yang besar dari waktu ke waktu, dan adanya persyaratan data yang tidak menentu.
2. Interaksi pemakai penting . Sistem harus menyediakan dialog on-line antara pelanggan dan komputer.
3. Perlunya penyelesaian yang cepat.
4. Perilaku pemakai yang sulit ditebak
5. Sitem yang inovatif. Sistem tersebut membutuhkan cara penyelesaian masalah dan penggunaan perangkat keras yang mutakhir
6. Perkiraan tahap penggunaan sistem yang pendek
IV. PENUTUP
1. KESIMPULAN
a. Pengertian Prototype
Menurut Raymond McLeod, prototype didefinisikan sebagai alat yang memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara system berfungsi dalam bentuk lengkapnya, dan proses untuk menghasilkan sebuah prototype disebut prototyping.
b. Kegunaan Prototype
- Pembelajaran
- Komunikasi
- Integration
- Milestone
c. Macam – Macam Prototype
1) Prototipe Evolusioner
2) Prototipe Requirement
d. Tipe dari Prototype
1) Prototype fisik
2) Prototype analitis
3) Prototype comprehensive
4) Focused prototype
e. Tahapan – Tahapan Prototyping
1) Pengumpulan kebutuhan
2) Membangun prototyping
3) Evaluasi protoptyping
4) Menggunakan prototype
f. Kelebihan dan Kekurangan Prototype
1) Kelebihan Prototype
- Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan
- Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan
- Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan system
- Lebih menghemat waktu dalam pengembangan system
- Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya.
2) Kekurangan Prototype
- Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangja waktu lama.
- Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek. Sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman yang sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan cetak biru sistem.
- Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.
2. SARAN
Dalam melakukan kegiatan perancangan suatu alat atau mesin perlu dibuat prototype dari rancangan tersebut agar dapat diketahui kinerja alat atau mesin tersebut sehingga dapat diperbaiki dan dikembangkan. Sebaiknya dalam membuat prototype harus mempertimbangkan tahapan – tahapan dalam pembuatan prototyping denhgan benar agar didapat prototype yang terbaik.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.informaticse.com/2012/02/metode-prototyping.html (Diakses pada tanggal 12 Mei 2013)